Ilustrasi
Ilustrasi (sumber: Istimewa)
Program ini akan memproduksi 2.443 pesawat untuk keperluan militer

Pentagon berencana menggunakan pesawat F-35 untuk semua armada tempur yang digunakan angkatan udara, angkatan laut dan marinir. Penggantian ini diharapkan selesai pada akhir dekade ini.

Pesawat bermesin tunggal  ini adalah generasi kelima, memiliki kecanggihan menghilang dari pantauan radar.

Para ahli strategi Amerika Serikat sering kali menyebut pertumbuhan kekuatan militer China, ketika menjustifikasi perlunya memiliki pesawat berteknologi tinggi.

Di lain pihak Beijing juga mengembangkan pesawat perang penyusup generasi kelima.

Program ini akan memproduksi 2.443 pesawat untuk keperluan militer Amerika Serikat. 

Beberapa ratus pesawat akan digunakan oleh delapan mitra internasional, yang turut berinvestasi dalam proyek ini. Negara yang menjadi konsumen adalah Jepang dan Israel.

Delapan negara yang membantu pendanaan adalah Australia, Inggris, Kanada, Denmark, Itali, Belanda, Norwegia dan Turki.

Salah satu varian yakni F-35C berfungsi sebagai pesawat pengangkut, akan mengambil alih F/A-18s.

Versi ketiga adalah F-35B, adalah jet pemompa yang akan menggantikan pesawat militer, Harriers.

Ketiga varian itu memiliki 80 persen komponen yang sama.

Kontrak pembuatan pesawat diperoleh oleh Lockheed Martin, biaya pembuat tiap pesawat hampir dua kali lipat dibanding dengan pesawat yang ada saat ini.

Kecepatan pesawat tempur mampu mencapai 1.900 kilometer per jam, serta dapat isi bahan bakar di udara.

Pesawat itu mampu membawa dua roket, dua bom yang diletakkan secara konvensional dan empat bom lainnya diletakkan dibawah sayap.

Sebagian besar negara yang tergabung dalam konsorsium tertarik dengan program F-35.

Sementara Lockheed Martin mendapat kontrak besar, yangmenjadi mayoritas dalam proyek ini, BAE System dari Ingggris akan memproduksi bagian belakang pesawat.