Pada
tahun 1890 Dr. E. Dubois menemukan fosil dan artefak di Desa Trinil Kabupaten
Ngawi Jawa Timur. Fosil dan artefak yang ditemukan berupa tulang tengkorak,
tulang rahang, tulang belakang. Artefak yang dijumpai juga terdapat dari batu.
Oleh Dr. E. Dubois fosil-fosil manusia yang terdiri dari tulang tengkorak,
tulang rahang dan tulang belakang direkonstruksikan kembali. Dari hasil
rekonstruksi itu terbentuklah kerangka manusia yang mirip kera. Oleh karena itu
dinamakan Pithekantropus Erectus yang berasal dari :
- Pithekas berarti kera
- Anthropus berarti manusia
- Erectus berarti berdiri
Manusia
purba yang sejenis dengan Pithekantropus Erectus adalah Pithekantropus Erectus
Mojokensis yang ditemukan fosilnya oleh Von Koeningswald di Mojokerto Jawa Timur
pada tahun 1936 sedangkan di Trinil pada tahun 1939 dan dinamakan
Pithekantropus Robustus.
Di
Desa Ngandong di daerah Lembaha sungai Bengawan Solo (Ngandong) dan di desa
Wajak Kabupaten Tulung Agung dijumpai fosil-fosil manusia. Fosil manusia itu
berbentuk tulang rahang bawah dari penelitian Von Koeningswald dan Dr. E.
Dubois makhluk itu tingkat kehidupannya lebih tinggi dari Pithekantropus
Erectus. Fosil yang dijumpai di Ngandong di daerah Solo dinamakan Homo
Soloensis. Sedangkan fosil yang ditemukan oleh Dr. E. Dubois di daerah Wajak
Tulung Agung dinamakan Homo Wajakensis yang berarti manusia dari Wajak.
Disamping
ditemukannya fosil-fosil manusia purba juga ditemukan peralatan yang terbuat
dari bata dan tulang. Alat-alat tersebut dipergunakan untuk berburu dan
keperluan alat rumah tangga. Dari peralatan yang dijumpai di Wajak dan Ngandong
Homo Sapiens dan Homo Wajakensis bila hendak makan maka makannya dimasak
terlebih dahulu dengan cara dibakar. Ini berarti manusia tersebut sudah mulai
mengenal kesehatan. Sebelum dimakan makanan itu dibakar.
Dari
artefak-artefak atau peralatan yang dijumpai maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa manusia Pithekantropus Erectus sudah mengenal alat-alat yang dipergunakan
untuk membela diri dan berburu. Pithekantropus Erectus hidup antara 2,5 – 1,5
juta tahun yang lalu. Manusia Pithekantropus Erectus yang sejenis di luar
negeri dijumpai di RRC (Cina) yaitu di gua Chaukontin Peking yang dinamakan
Sinanthropus Pekinensis. Kehidupan mereka dari mengumpulkan makan terutama
tumbuhn-tumbuhan.
Dari
penemuan fosil-fosil manusia purba beserta artefak-artefaknya di berbagai
daerah di Indonesia, menunujukkan bahwa di Indonesia telah hidup berbagai jenis
manusia purba. Ini merupakan suatu keberuntungan bagi bangsa Indonesia. Karena
selain menjadi tempat penemuan manusia purba yang jarang dijumpai di dunia.
Oleh karena itu dalam rangka melestarikan hasil budaya atau peninggalan
prasejarah hendaknya melaporkan kepada lurah atau camat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar